Minggu, 22 November 2015

Optik Antena



Analisa Pola Radiasi Antena Menggunakan Antena CPWF dalam Skala Logaritmik dan Linier dengan Variasi Sudut


Ayunis Sholehah, Aloysius Niko, Rachmad Januar, M. Zainuri M.Si
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: zainuri@gmail.com

Abstrak—Telah dilakukan percoban Analisa Pola Radiasi Antena Menggunakan Antena CPWF Patch dalam Skala Logaritmik dan Linier dengan Variasi Sudut. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pola radiasi antena dalam skala logaritmik dan linier kemudian bertujuan untuk memahami sifat-sifat dan prinsip dari antenna selainitu untuk memahami jenis-jenis pola radiasi antenna. Prinsip pada percobaan ini adalah gelombang elektromagnetik, antenna. Percobaan ini diawali dengan alat dan bahan disiapkan, kemudian antena patch ditentukan dan dipasang pada papan sudut. Antena patch tersebut dihubungkan dengan network analyzer menggunakan kabel prot penghubung. Network analizer dihubungkan dengan sumber tegangan listrik lalu dinyalakan. Sudut antena diatur sesuai panduan asisten. Pada tombol network analizer, tekan tombol frekuensi kemudian tombol start ditekan. Kemudian nilai rentang frekuensi yang dipakai ditentukan, puncak sinyal tertinggi dipilih pada tampilan layar network analizer dan selanjutnya option multi maker ditekan. Lalu nilai sudut dan besar intensitas dicatat. Langkah ini juga dilakukan tiap variasi sudut yang telah ditentukan oleh asisten. Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sifat dari antena adalah mampu untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya. Jenis pola radiasi antenna CPWF patch yang digunakan adalah Omnidrectional. Hal tersebut dapat diketahui dari bentuk grafik hubungan antara besar sudut dengan intensitas linier maupun antara besar sudut intensitas radial yang mana ditunjukkan pada gambar, telah menunjukkan bahwa pola radiasi yang tersebar ke segala arah.
Kata Kunci — Antena, Intensitas, Pola Radiasi Antena.


I.                                                PENDAHULUAN
A
NTENA (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan dalam saluran transmisi. Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja, maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik suatu antena. Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas, penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola, akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik. Antena merupakan instrumen yang penting dalam suatu sistem komunikasi radio[1].
Antena adalah suatu media peralihan antara ruang bebas dengan piranti pemandu (dapat berupa kabel koaksial atau pemandu gelombang/Waveguide) yang digunakan untuk menggerakkan energi elektromagnetik dari sumber pemancar ke antena atau dari antena ke penerima. Berdasarkan hal ini maka antena dibedakan menjadi antena pemancar dan antena penerima. Perancangan antena yang baik adalah ketika antena dapat mentransmisikan energi atau daya maksimum dalam arah yang diharapkan oleh penerima. Meskipun pada kenyataannya terdapat rugi-rugi yang terjadi ketika penjalaran gelombang seperti rugi-rugi pada saluran transmisi dan terjadi kondisi tidak matching antara saluran transmisi dan antena. Sehingga matching impedansi juga merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam perancangan sebuah antena[1].
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa ada medium. Gelombang electromagnet adalah gelombang yang mempunyai sifat listrik dan sifat magnet secara bersamaan. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitudo, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu[2].
Gambar 1. Gelombang elektromagnetik
Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya. Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik[2].
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga tergolong sebagai Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung kinerjanya. Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan saat kita membuat Antena dan juga pada saat kita memilih jenis Antena yang kita perlukan. Pola radiasi antena didefinisikan sebagai fungsi matematis atau representasi grafis dari sifat-sifat radiasi antena sebagai fungsi dari koordinat ruang. Sifat-sifat radiasi meliputi rapat fluks daya, intensitas radiasi, kuat medan, directivity fasa atau polarisasi.Pola radiasi terdiri atas bagian-bagian yang disebut Lobes, yang dikelompokkan ke dalam major dan minor  (side dan back lobe)[3].
Description: screenshot00004a
Gambar 2. Antena dan Pola Radiasi Antena
   Ada beberapa jenis pola radiasi antena, yaitu Unidirectional, Bidirectional, dan Omnidirectional. Antena Uniderectional adalah antena yang cenderung memancarkan gelombang EM pada satu arah tertentu. Antena Bidirectional merupakan antena dengan pola memancarkan gelombang EM di sekitar dua arah tertentu. Dan antena Omnidirectional merupakan antena dipole yang diposisikan sejajar dengan sumbu z maka pola radiasinya pada bidang xy.dan masih ada beberapa karakter yang tidak disebutkan. Antena unidirectional mempunyai pola radiasi yang terarah dan dapat menjangkau jarak yang relative jauh. Gambar dibawah ini merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena unidirectional[3]:
Gambar 3. Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional
                Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi yang digambarkan seperti bentuk kue donat (doughnut) dengan pusat berimpit. Antena Omnidirectional pada umumnya mempunyai pola radiasi 3600 jika dilihat pada bidang medan magnetnya. Gambar berikut merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena omnidirectional. Gelombang elektromagnet adalah gelombang yang mempunyai sifat listrik dan sifat magnet secara bersamaan. Gelombang elektromagnetik merupakan dasar transmisi radio sekaligus sebagai dasar untuk memahami antena. Di dalam gelombang elektromagnetik, medan listrik (E) dan medan magnet (H) saling tegak lurus, Kecepatan perambatan elektromagnetik dalam ruang hampa disimbolkan dengan c (kecepatan cahaya) yaitu 3 x 108 m/dt[4].
Gambar 4. Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional
Gelombang berosilasi secara periodik atau berulang-ulang, ditandai dengan adanya frekuensi (rata-rata gerakan tiap pengulangan atau banyaknya getaran tiap detik) .Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya[4].
Network Analyzer merupakan alat ukur yang dapat digunakan dalam pengukuran pada frekuensi gelombang mikro, yang meliputi pengukuran parameter-S, VSWR, redaman, bandwidth, dan sebagainya. Alat ukur ini memiliki dua port masukan untuk pengukuran, dimana masing-masing terhubung melalui konektor N-female. Prinsip kerja dari alat ukur ini saat melakukan pengukuran adalah dengan memanfaatkan prinsip reflection, dimana parameter-parameter yang berasal dari sinyal pada salah satu port dianggap sebagai sinyal refleksi yang kemudian dibandingkan dengan parameter dari sinyal referensi, untuk dianalisa lebih lanjut dan hasil analisis tersebut akan ditampilkan pada layar Network Analyzer. Adapun jenis rangkaian yang dapat diukur menggunakan alat ini dapat berupa divais dengan satu port, misal antena, divais dua port (port masukan dan keluaran), misal filter dan osilator, dan dapat juga divais tiga port (dua port masukan dan satu port keluaran), misal mixer[5].
 Setiap alat ukur pasti memiliki keterbatasan dalam pengukuran, misalnya dalam hal tegangan masukan untuk tiap port, kemudian range frekuensi yang digunakan, ataupun batas nilai arus yang boleh dilewatkan. Network Analyzer yang terdapat di laboratorium Microwave STT Telkom Bandung hanya memiliki batas frekuensi ukur hingga 3.000 MHz, sehingga tidak dapat digunakan untuk pengukuran pada frekuensi di atas 3.000 MHz. Pada kenyataannya saat ini telah banyak pembuatan antena ataupun perangkat-perangkat gelombang mikro sebagai Proyek Akhir dengan memanfaatkan frekuensi kerja 1.000 – 3.000 MHz., yang kemungkinan akan berkembang pada pembuatan perangkat lain dengan frekuensi di atas 3000 MHz, sehingga dibutuhkan Network Analyzer dengan batas ukur frekuensi yang lebih tinggi, atau dapat pula dengan meningkatkan batas ukur dari alat yang telah tersedia. Oleh karena itu, dalam Proyek Akhir ini penulis mencoba melakukan peningkatan batas ukur Network Analyzer yang tersedia di STT Telkom dengan membuat rangkaian tambahan berupa rangkaian Down Converter gelombang mikro, yang akan menurunkan frekuensi dari divais yang akan diukur agar frekuensi yang terukur sesuai dengan batas frekuensi yang dapat terukur oleh Network Analyzer[5].

II.        METODE PEROBAAN

A.              Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percoban Analisa Pola Radiasi Antena Menggunakan Antena CPWF Patch dalam Skala Logaritmik dan Linier dengan Variasi Sudut  antara lain antena patch, sebuah network analyzer, penggaris,  kabel port penghubung, dan papan lingkaran penunjuk sudut.  Antena jenis patch dalam percobaan ini yang berfungsi sebagai objek percobaan untuk menganalisis pola radiasi dengan mngetahui frekuensi antena dan intensitas radiasi, network analyzer yang berfungsi untuk menganalisa pola radiasi antena, kabel penghubung digunakan utnuk menghubungkan antena dengan network analyzer, dan sebuah papan lingkaran yang berfungsi sebagai alat ukur sudut dalam pemutaran antenna, serta penggaris yang berfungsi untuk meluruskan sudut.

B.                   Skema Alat

Dalam percobaan Analisa Pola Radiasi Antena Menggunakan Antena CPWF Patch dalam Skala Logaritmik dan Linier dengan Variasi Sudut dilihat skema alatnya sebagai berikut :

Gambar 5. Skema alat percobaan antenna

C.                  Metodologi

Hal pertama kali yang dilakukan pada praktikum ini yaitu yang pertama disiapkan peralatan yang akan digunakan. Kemudian antena patch yang telah ditentukan diletakkan tegak lurus dengan prot pada antenna. Untuk menghubungkan antena dengan kabel diletakkan di tengah-tengah papan sudut. Setelah itu, antena Patch dan network analyzer dihubungkan dengan menggunakan kabel prot penghubung yang sesuai dengan port pada antena. Setelah semua terhubung, barulah kabel network analyzer disambungkan dengan tegangan listrik. Kemudian, network analyzer dioperasikan dengan benar dan sesuai. Adapun penjabaran dari langkah pengoperasian di network analyzer yang telah dihubungkan dengan antena Patch yaitu yang pertama, tekan tombol on. Setelah itu, diatur sudut pertama antena yaitu 0o (mulai dari 0° sampai 360°). Setelah langkah tersebut sudah dilakukan maka yang selanutnya dilakukan adalah ditekan tombol frekuensi. Setelah itu yaitu ditekan tombol start frekuensi dan gunakan frekuensi 100 MHz. Kemudian adalah tombol stop frekuensi ditekan dan tekan angka 850 MHz. Kemudian ditekan tombol spectrum. Setelah tombol spectrum ditekan,dilsanjutkan dengan penekanan pada tombol marker sebanyak  dua  kali. Setelah itu, maka ditekan multi marker. Setelah itu, tekan return sebanyak 2 kali. Tombol return ini berfungsi untuk mengembalikan pada keadaan awal yang berfungsi untuk mencari puncak gelombang tertinggi. Dan yang terakhir yaitu klik tombol peak search. Tombol peak search berfungsi untuk mencari puncak gelombang tertinggi yang ditampilkan pada network analyzer. Lalu antena digeser setiap 5o terhitung mulai dari sudut pertama hingga 360o yang telah ditentukan, setelah hal itu dilakukan kemudian langkah-langkah pengoperasian network analyzer diulangi lagi pada sudut-sudut lainnya.

III.                       ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A.                   Analisa Data
Tabel 1. Data hasil percobaan antena
No
Sudut (˚)
Frekuensi (MHz)
I radian
1
0
100
-13,6
2
5
100
-12,25
3
10
100
-11,58
4
15
100
-11,8
5
20
100
-13,55
6
25
100
-13,46
7
30
100
-12,54
8
35
100
-13,49
9
40
100
-13,53
10
45
100
-12,81
11
50
100
-12,53
12
55
100
-13,44
13
60
100
-13,65
14
65
100
-13,49
15
70
100
-13,51
16
75
100
-13,83
17
80
100
-11,92
18
85
100
-13,34
19
90
100
-11,79
20
95
100
-13,58
21
100
100
-12,6
22
105
100
-13,37
23
110
100
-13,49
24
115
100
-13,23
25
120
100
-13,78
26
125
100
-13,54
27
130
100
-13,47
28
135
100
-13,31
29
140
100
-12,21
30
145
100
-13,65
31
150
100
-13,35
32
155
100
-11,96
33
160
100
-13,52
34
165
100
-13,65
35
170
100
-13,63
36
175
100
-13,8
37
180
100
-13,66
38
185
100
-13,37
39
190
100
-12,57
40
195
100
-13,53
41
200
100
-12,51
42
205
100
-11,88
43
210
100
-12,47
44
215
100
-13,13
45
220
100
-11,5
46
225
100
-13,33
47
230
100
-12,25
48
235
100
-13,44
49
240
100
-12,64
50
245
100
-13,6
51
250
100
-13,53
52
255
100
-13,37
53
260
100
-12,41
54
265
100
-13,74
55
270
100
-12,76
56
275
100
-13,59
57
280
100
-13,52
58
285
100
-12,59
59
290
100
-13,19
60
295
100
-12,92
61
300
100
-13,42
62
305
100
-13,63
63
310
100
-13,43
64
315
100
-13,76
65
320
100
-13,85
66
325
100
-13,54
67
330
100
-13,52
68
335
100
-13,15
69
340
100
-13,54
70
345
100
-14,09
71
350
100
-14,27
72
355
100
-13,49
73
360
100
-14,25

Dengan menggunakan persamaan 3 maka didapat hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2. Data hasil perhitungan antena
No
Sudut (˚)
Frekuensi (MHz)
I linier
1
0
100
22,909
2
5
100
16,788
3
10
100
14,388
4
15
100
15,136
5
20
100
22,646
6
25
100
22,182
7
30
100
17,947
8
35
100
22,336
9
40
100
22,542
10
45
100
19,099
11
50
100
17,906
12
55
100
22,080
13
60
100
23,174
14
65
100
22,336
15
70
100
22,439
16
75
100
24,155
17
80
100
15,560
18
85
100
21,577
19
90
100
15,101
20
95
100
22,803
21
100
100
18,197
22
105
100
21,727
23
110
100
22,336
24
115
100
21,038
25
120
100
23,878
26
125
100
22,594
27
130
100
22,233
28
135
100
21,429
29
140
100
16,634
30
145
100
23,174
31
150
100
21,627
32
155
100
15,704
33
160
100
22,491
34
165
100
23,174
35
170
100
23,067
36
175
100
23,988
37
180
100
23,227
38
185
100
21,727
39
190
100
18,072
40
195
100
22,542
41
200
100
17,824
42
205
100
15,417
43
210
100
17,660
44
215
100
20,559
45
220
100
14,125
46
225
100
21,528
47
230
100
16,788
48
235
100
22,080
49
240
100
18,365
50
245
100
22,909
51
250
100
22,542
52
255
100
21,727
53
260
100
17,418
54
265
100
23,659
55
270
100
18,880
56
275
100
22,856
57
280
100
22,491
58
285
100
18,155
59
290
100
20,845
60
295
100
19,588
61
300
100
21,979
62
305
100
23,067
63
310
100
22,029
64
315
100
23,768
65
320
100
24,266
66
325
100
22,594
67
330
100
22,491
68
335
100
20,654
69
340
100
22,594
70
345
100
25,645
71
350
100
26,730
72
355
100
22,336
73
360
100
26,607

B.              Grafik

Dari data yang diperoleh melalui hasil percobaan, maupun hasil perhitungan, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 7. Grafik intensitas radial

Gambar 8. Grafik intensitas linier

C.              Pembahasan

Pada percobaan Analisa Pola Radiasi Antena Menggunakan Antena CPWF dalam Skala Logaritmik dan Linier dengan Variasi Sudut dengan tujuan untuk menentukan pola radiasi antena dalam skala logaritmik dan linier kemudian bertujuan untuk memahami sifat-sifat dan prinsip dari antenna selain itu untuk memahami jenis-jenis pola radiasi antenna. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan data nilai dari hasil percobaan, yang mana dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan dari hasil percobaan, didapatkan nilai hasil perhitungan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. Pada praktikum ini, dilakukan pengambilan data disetiap perubahan atau interval sebesar 5o , hal ini dimaksudkan agar semakin teliti nilai dari intensitas yang didapat. Pengambilan data dimulai pada sudut 0o hingga satu putaran penuh yaitu 360o, sehingga didapatkan 73 data.
Telah diketahui sebelumnya , secara umum antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada percobaan ini cara kerj antennanya yaitu saat pertama kali antena dialiri arus listrik melalui bagian pembangkit sinyal pemancar, maka akan menyenbabkan pergerakan elektron-elektron yang berada pada saluran antena, elektron yang terdapat dalam sinyal listrik tersebut bergerak naik dan turun (bolak-balik) sehingga terjadi pemancaran secara kontinu. Setelah terjadi pergetaran elekron secara kontinu, maka didaerah transmisi, terjadi perubahan pemancaran secara diskrit. Pemancaran secara diskrit ini, akan melalui medium udara dan akhirnya ditangkap sinyalnya.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan nilai intensitas radial yang bernilai negatif, yang mana bisa dilihat pada tabel 1. Nilai intensitas pada percobaan ini seluruhnya bernilai negatif. Tanda negatif ini tidaklah berpengaruh besar pada hasil perhitungan. Pada network analyzer nilai intensitas radian didapat nilai negative, hal itu terjadi karena arah radiasi yang berlawanan . Hal ini disebabkan oleh sifat dari network anlyzer yang menggunakan sifat  sinyal input dari antena sebagai sinyal refleksi. Kemudian network anlyzer membandingkan dengan data referensi dalam sistem. Karena seringkali pemantulan atau refleksi dari antena bernilai refleksi negatif maksimum (-1) maka nilai intensitas menjadi negatif.
Pada percobaan ini menggunakan antenna Patch untuk melepas atau menerima energi berupa energi gelombang elektromagnetik dari atau ke udara. Ini dapat terjadi karena energy listrik yang diperoleh ketika network analyzer yang disambungkan ke sumber tegangan menyebabkan adanya elektron yang sifatnya tidak tetap (naik turun) dikarenakan sumber tegangan yang digunakan adalah sumber listrik. Sifat naik turunnya elektron ini akan divisualisasikan oleh alat network analyzer dimana akan memunculkan pola naik turun yang berupa sinyal dari energi listrik yang digunakan. Karakteristik dari antena patch ini sendiri yaitu pada umumnya patch terbuat dari bahan konduktor seperti tembaga atau emas yang mempunyai bentuk bermacam-macam. Bentuk patch ini bisa bermacam-macam, lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, ataupun annular ring. Patch ini berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara. Patch dan saluran pencatu biasanya terletak diatas substrat. Tebal patch dibuat sangat tipis (t <<  λ0; t = ketebalan patch). Antena patch merupakan antena yang terbuat dari lempengan konduktor yang berfungsi sebagai pemancar gelombang elektromagnetik. Antena ini bebrebntuk tipis dan ringan sering digunakan dalam perangkat Wi-Fi maupun perangkat elektronik lainnya. Antena ini digunakan dalam percobaan karena jenis antena yang paling familiar digunakan disekitar kita.
Pada percobaan antena ini tidak boleh ada bahan logam disekitar antena, dikarenakan logam dapat mempengaruhi efek dari radiasi antena. Saat antena dialiri arus listrik, hal ini akan menyebabkan pergetaran elektron-elektron yang ada dalam antena tersebut, jika disekitarnya ada logam, maka akan mempengaruhi pergerakan elektron elektron yang ada pada logam tersebut. Sehingga akan menjadi suatu pengganggu daam proses radiasi antena.
Dari tabel yang menyajikan data percobaan dapat diketahui bahwa range frekuensi yang diterima oeh antenna Patch adalah rentang 100 MHz – 752.5 MHz. Besar frekuensi yang dapat diterima dari antenna Patch tidak jauh berubah pada tiap variasi sudut. Akan tetapi nilai intensitas radian yang dihasilkan berbeda-beda pada tiap perubahan variasi sudut. Hal ini menunjukkan bahwa antenna patch memiliki parameter gain, sehingga intensitas linier dapat dihasilkan seperti pada tabel. Jika dilihat dari grafik dalam radian maupun linear antenna memancar ke segala arah maka antenna tersebut termasuk pola antenna omnidirectional. Antena omnidirectional,yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama.Untuk menghasilkan cakupan area yang luas,gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal mendatar, dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antean dapat di letakan di tengah-tengah base station. Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 3600 yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360o.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola radiasi antena sangatlah beragam, daintaranya adalah Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antenna pada jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Gain atau sering juga disebut dengan Directivity Gain adalah sebuah parameter Antena yang mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Bandwidth didefinisikan sebagai jangkauan frekuensi dimana performa antena, dengan mengacu  pada beberapa karakteristik, dapat memenuhi standar yang telah ditentukan. Return loss adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak daya yang hilang pada beban dan tidak kembali sebagai pantulan. VSWR adalah rasio amplitudo tegangan maksimum terhadap amplitudo tegangan minimum dalam pola tegangan berdiri.

IV.           KESIMPULAN

Dari percobaan Analisa Pola Radiasi Antena Menggunakan Antena CPWF Patch dalam Skala Logaritmik dan Linier dengan Variasi Sudut Sifat maka dapat disimpulkan bahwa sifat dari antena adalah mampu untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya. Jenis pola radiasi antenna CPWF patch yang digunakan adalah Omnidrectional. Hal tersebut dapat diketahui dari bentuk grafik hubungan antara besar sudut dengan intensitas linier maupun intensitas radial yang tergambarkan yang menunjukkan bahwa
pola radiasi yang tersebar ke segala arah
.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium fisika laboratorium Optoelektronika, Aloysius Niko dan Rachmad Januar  untuk percobaan tentang Pola Radiasi Antena  ini, yang telah membimbing jalannya praktikum serta menyalurkan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh penulis serta dalam pelaksanaan briefing jurnal. Serta tidak lupa terimakasih kepada teman-teman satu team atas kerjasamanya dalam melaksanakan praktikum tentang  Pola Radiasi Antena ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]     Surjati, Indra. 2010. Antena Mikrostrip : Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Universitas Trisakti.Dainty, J.C. 1975. “Laser Speckle and Related Phenomena”. Berlin: Springer Verlag.
[2]     Utami P .Hestty 1998“Mengenal cahaya dan optik’’Ganesa;Jakarta
[3]     Young, Daniel. 2008. UHF Microstrip Antena Design and Simulation.
[4]     Giancoli, Douglas C. 2001.“Physics Second Edition”. California: Thomson Brooks/Cole.
[5]     Kraus, Johd. 1950. “Antenas”. New York. Graw-Hill  Book Company





































































































LAMPIRAN

.
Gambar 1. Pada sudut 600
gambar 2. pada sudut 1200
Gambar 3. Pada sudut 1800
Gambar 4. Pada sudut 2400
Gambar 6. Pada sudut 3000
Gambar 7. Pada sudut 3600